Senin, 07 Maret 2011

BERSIHKAN DEBU YANG MASIH MELEKAT

BERSIHKAN DEBU YANG MASIH MELEKAT

oleh Kali Jaga pada 27 Februari 2011 jam 21:19

Menurut Jalalludin Rumi segala bentuk ibadah, khususnya sholat, zikir, tafakkur dan membaca al-Qur`an (tilawah atau tartila) merupakan bentuk penyucian diri, yaitu penyucian diri dari nafsu rendah, dan penyucian kalbu setiap hari, daripada inggatan kepada selain Dia. Dalam sajak berikut Rumi menggambarkan cinta kepada dunia membuat beban jiwa manusia menjadi berat. Beban itu harus dibersihkan, sebab apabila telah bertumpuk akan menjelma menjadi sampah yang mengotori jiwa. Dengan menyucikan diri, kesehatan hati dan jiwa akan pulih seperti semula dan penglihatan hati akan jernih dan terang.

Dari langit setiap saat wahyu turun ke dalam kalbumu
Bagaikan sampah berapa lamakah usia hidupmu di atas bumi? Naiklah!”
Barangsiapa yang beban jiwanya berat
pada akhirnya akan menjadi sampah
Apabila sampah memenuhi tong, bersihkan!
Janganlah lumpur itu dibuat keruh setiap kali, agar air kolammu jernih dan sampah mudah dibuang dan dukamu sembuh.
Demikian roh, bagaikan obor, asapnya lebih tebal dibanding cahayanya
Apabila gumpalan asap lenyap, cahaya dalam rumah tak akan dipermainkan lagi
Kau senantiasa akan bercermin ke dalam air keruh
karenanya bukanlah bulan ataupun matahari yang kau lihat
Apabila kegelapan menutup langit, matahari dan bulan tak nampak
Angin utara bertiup, udara segar
Untuk membawa udara segar angin sepoi bertiup pada waktu subuh
Angin roh bertiup membuat segar dada yang sesak disebabkan derita dosa
Nafas ringan terhela dan jiwa terasa segar dan lapang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar